Senin, 10 Oktober 2011

Perbedaan itu Indah


Perbedaan itu indahSering kita mendengar bahwa suatu benda yang berbeda itu sulit uuntuk disantukan, bahkan mungkin tidak akan pernah bisa disatukan. Seperti halnya minyak dan air, dua hal ini sangat berbeda dari segi manapun dan dua hal inipun tak akan pernah bisa disatukan sampai kapanpun.
Dalam beberapa hal perumpamaan ini memang benar adanya, namun dilain pihak kedua perbedaan itu bisa disatukan. Karena merujuk pada kata orang bijak: [note]sesuatu perbedaan yang ada diantara kita adalah hal yang sesungguhnya bisa menyatukan kita[/note]
Sehingga kita tahu ada pasangan pria dan wanita yang saling melengkapi! api dan air yang sangat berguna! Langit dan Bumi dua hal yang berbeda jauh namun diantara itu kita berada didalamnya. Karena perbedaan itu juga akhirnya komunitas blogger warok bisa terus berjalan hingga hari ini, Ahad (16/9)  mencapai umurnya yang ke satu (yang syukurannya telah dilaksanakan seminggu yang lalu). Diakui ataupun tidak, perbedaan yang telah mewarnai hiruk pikuk perjalanan kita adalah sesuatu yang sebenarnya menyatukan kita. Tanpa perbedaan itu kita tidak akan pernah mempunyai Yu Darmi, tanpa perbedaan itu kita tidak akan bisa sekompak saat ini.
Ambalwarsakotareyog
Semoga dengan ulang tahun ke satu ini, kedepan kotareyog.com bisa berperan penting dalam kemajuan kota ponorogo tercinta dan tak lupa juga berpartisipasi dalam mengembalikan jati diri bangsa yang telah lama hilang :-) . Dan semoga dengan adanya perbedaan itu kita bisa terus menjaga persatuan negeri ini yang sepertinya kehilangan jati dirinya.
Dirgahayu negeriku ke 64, Meskipun Engkau belum benar-benar merdeka!!!
Balada Sang Merah putih
Karya: Ras Navastara
Kek, lihatlah bendera negeriku
Merahnya, sudah pada luntur
Putihnya, sudah pada kabur…
Belikan aku kesumba, tuk mencelupnya
Belikan aku pemutih, tuk merendamnya…
Kek, lihatlah bendera yang tegak
Merahnya bergincu, putihnya berbedak…
Cucuku, dengarlah…
Itu merah bukan merah kesumba
Tapi, merahnya darah darah pahlawan
Itu putih bukan pemutih
Tapi, putihnya hati hati pejuang
Tak pula bergincu yang di tube kepalsuan
Tak pula berbedak yang disapuh kemunafikan…
Kakek, aku ingin melihat bendera negeriku
Semerah darah dan seputih melati
Bersulam benang-benang keikhlasan
Bersuci mata air, air mata kesabaran
Wahai… Bendera negeriku…!
Teruslah berkibar menjilat matahari…
Sejarah adalah saksi abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar